Selasa, 28 Mei 2013

http://img.okeinfo.net/content/2013/05/28/519/813913/wjXy3hFDdn.jpg
Menteri Sosial Salim Segaf Aljurfi (Foto: NUrul A/okezone)
Surabaya - Kementrian Sosial (Kemensos) dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim pada 2013 ini menargetkan akan menutup 21 lokalisasi di Jawa Timur.

Lokalisasi itu terdiri dari 3 tempat di Surabaya, 11 tempat di Banyuwangi, dan 7 tempat di Kabupaten Malang, Selasa (28/5/2013).

Menteri Sosial Salim Segaf Aljurfi mengatakan, penutupan sejumlah lokalisasi itu tidak spontan melainkan melalui proses.

"Perlu pendekatan terpadu untuk menuntaskan penutupan lokalisasi itu sehinga tidak menimbulkan masalah baru," kata Salim di sela-sela penyerahan bantuan sosial kepada sejumlah penghuni lokalisasi Tambak Asri (Kremil), Surabaya.

Dia mencontohkan, saat penutupan lokalisasi Keramat Tunggak di Jakarta dan Saritem di Bandung, sangat berdampak bagi sejumlah pekerja seks komersial (PSK) sehingga beroprasi mandiri. Agar hal itu tidak terjadi, maka perlu pendekatan secara  persuasif.

"Peran serta masyarakat dan pemerintah setempat sangat penting, sebab ada nilai-nilai kearifan lokal dapat menyeleseikan permasalahan sosial," ujarnya.

Salim tidak dapat memungkiri bahwa persoalan prostitusi mengarah pada tradisi turun temurun dan merupakan satu mata rantai di dunia asosial. Persoalan WTS, tidak lepas dari peran mucikari dan germo sehingga saling terkait.

"Adanya lokalisasi ini menjadi salah satu penyebab terjangkitnya penyakit berbahaya berupa HIV/AIDS," tuturnya.

Berdasarkan data Direktorat Rehabilitasi Tuna Sosial Kemensos, pada 2012 tercatat 41.374 WTS yang tersebar di 33 provinsi. Jumlah terbesar berada di Jawa Timur sebanyak 7.793 WTS dan lokalisasi terbanyak juga di Jawa Timur sebanyak 47 tempat.

0 komentar:

Posting Komentar

Blogger news

Blogroll

About