Ilustrasi |
Magelang - Sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kabupaten
Magelang membatasi pembelian solar bersubsidi antara Rp100 ribu hingga
Rp200 ribu bagi kendaraan roda empat dan lebih.
"Akibat kuota berkurang, kami terpaksa menerapkan pembatasan pembelian solar maksimal Rp100.000 untuk mobil pribadi dan truk, sedangkan untuk angkutan umum seperti bus maksimal Rp200.000," kata pengawas SPBU Japunan, Kecamatan Mertoyudan, Okta Kurniawan di Magelang, Kamis.
Menurut dia, kebijakan pembatasan pembelian tersebut mulai dilakukan sejak Rabu (27/3) malam. Pembatasan tersebut merupakan langkah agar kendaraan bermesin diesel dapat mendapat jatah solar secara merata.
"Kalau tidak dibatasi kasihan yang lain. Hari ini solar datang langsung terjadi antrean panjang," katanya.
Antrean truk pasir dan trailer yang akan mengisi solar terlihat sejak Rabu (27/3) malam. Beberapa sopir mengaku mengantre solar hingga tujuh jam lebih dan kaget saat hanya bisa membeli maksimal Rp100 ribu.
"Biasanya saya membeli Rp250 ribu sekarang hanya bisa membeli Rp100 ribu. Saya jadi bingung dengan kebijakan ini," kata sopir truk, Anwar.
Ia mengatakan, banyak sopir yang menginap di SPBU karena kehabisan solar. Akibatnya, aktivitas truk pengangkut pasir serta kegiatan usaha yang menggunakan tenaga solar terhambat.
Pembatasan pembelian solar juga berimbas pada petani, yang kini hanya diperbolehkan membeli maksimal 30 liter.
Suyanto, warga Gadingan, Dukun terpaksa harus mengurangi aktivitas dalam membajak sawah karena solar bersubsidi hanya tersedia tiap tiga hari sekali.
Pembelian solar bersubsidi di Kabupaten Demak juga mulai dibatasi, menyusul adanya pengurangan pasokan solar untuk masing-masing stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di daerah setempat.
Wisnu, sopir truk kontainer, asal Semarang ketika antre membeli solar di SPBU Katonsari di Jalan Sultan Trenggono, Demak, Kamis, mengakui tidak bisa membeli solar bersubsidi sesuai keinginan.
Pasalnya, kata dia, pembeliannya dibatasi maksimal 50 liter solar.
Padahal, lanjut dia, kapasitas tangki truk yang dikendarainya bisa mencapai ratusan liter.
Dengan pembatasan tersebut, dia terpaksa harus membeli solar di SPBU lain yang masih memiliki stok solar.
Ia mengakui, sejak sepekan lebih, mengalami kesulitan mendapatkan solar bersubsidi, karena hampir sebagian besar SPBU yang ada di Jateng sering kehabisan stok solar.
SUMBER
"Akibat kuota berkurang, kami terpaksa menerapkan pembatasan pembelian solar maksimal Rp100.000 untuk mobil pribadi dan truk, sedangkan untuk angkutan umum seperti bus maksimal Rp200.000," kata pengawas SPBU Japunan, Kecamatan Mertoyudan, Okta Kurniawan di Magelang, Kamis.
Menurut dia, kebijakan pembatasan pembelian tersebut mulai dilakukan sejak Rabu (27/3) malam. Pembatasan tersebut merupakan langkah agar kendaraan bermesin diesel dapat mendapat jatah solar secara merata.
"Kalau tidak dibatasi kasihan yang lain. Hari ini solar datang langsung terjadi antrean panjang," katanya.
Antrean truk pasir dan trailer yang akan mengisi solar terlihat sejak Rabu (27/3) malam. Beberapa sopir mengaku mengantre solar hingga tujuh jam lebih dan kaget saat hanya bisa membeli maksimal Rp100 ribu.
"Biasanya saya membeli Rp250 ribu sekarang hanya bisa membeli Rp100 ribu. Saya jadi bingung dengan kebijakan ini," kata sopir truk, Anwar.
Ia mengatakan, banyak sopir yang menginap di SPBU karena kehabisan solar. Akibatnya, aktivitas truk pengangkut pasir serta kegiatan usaha yang menggunakan tenaga solar terhambat.
Pembatasan pembelian solar juga berimbas pada petani, yang kini hanya diperbolehkan membeli maksimal 30 liter.
Suyanto, warga Gadingan, Dukun terpaksa harus mengurangi aktivitas dalam membajak sawah karena solar bersubsidi hanya tersedia tiap tiga hari sekali.
Pembelian solar bersubsidi di Kabupaten Demak juga mulai dibatasi, menyusul adanya pengurangan pasokan solar untuk masing-masing stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di daerah setempat.
Wisnu, sopir truk kontainer, asal Semarang ketika antre membeli solar di SPBU Katonsari di Jalan Sultan Trenggono, Demak, Kamis, mengakui tidak bisa membeli solar bersubsidi sesuai keinginan.
Pasalnya, kata dia, pembeliannya dibatasi maksimal 50 liter solar.
Padahal, lanjut dia, kapasitas tangki truk yang dikendarainya bisa mencapai ratusan liter.
Dengan pembatasan tersebut, dia terpaksa harus membeli solar di SPBU lain yang masih memiliki stok solar.
Ia mengakui, sejak sepekan lebih, mengalami kesulitan mendapatkan solar bersubsidi, karena hampir sebagian besar SPBU yang ada di Jateng sering kehabisan stok solar.
SUMBER
0 komentar:
Posting Komentar