Ilustrasi |
Kupang- Ada begitu banyak hal kecil tapi bernilai
besar yang ditemukan selama tim Pos Kupang melakukan investigasi terkait
bisnis prostitusi di sejumlah lokasi di wilayah Kota Kupang. Seperti di
wilayah Kelurahan Kelapa Lima, wilayah batas Kelurahan Nunleu dan
Fontein, di salah satu gang sekitar Jalan Gajah Mada, Kupang.
Ternyata
om-om senang atau pria hidung belang, termasuk oknum pegawai negeri
sipil (PNS) saat berkencan dengan gadis belia pekerja seks komersial
(PSK) di tempat bisnis prostitusi di rumah warga, lebih suka mendapat
pelayanan plus alias layanan 'karoke' dari para gadis yang umumnya
datang dari daerah pinggiran kota ke lokasi tempat mangkal tersebut.
Bahkan
ada tamu atau pelanggan yang nekat berhubungan tanpa menggunakan
kondom pengaman. "Ya..... banyak om-om yang suka berhubungan, minta
tidak usah pakai kondom. Dan, banyak om-om yang minta servis plus,
walaupun bayarannya agak mahal hingga Rp 200 ribu sekali layanan plus.
Mereka paling suka," aku Selvy, dan Eka --bukan nama sebenarnya-- dua
perempuan berusia sekitar 17 tahun yang sering mangkal di dua tempat
bisnis esek-esek di kawasan Kelapa Lima dan Nunleu.
Mabus, seorang
tukang ojek yang sering mangkal di Jalan Sam Ratulangi, Kelurahan
Kelapa Lima, mengaku dirinya sering mengantar beberapa perempuan ke
sejumlah hotel di Kota Kupang untuk memenuhi panggilan tamu-tamu hotel.
"Banyak
tamu dari Jakarta atau tamu dari Surabaya yang umumnya pengusaha ingin
mencicipi gadis lokal berusia muda, walaupun bayaran mahal. Bahkan
kalau kita antar cewek ke hotel, sekali 'on' tamu itu berikan uang Rp
500 ribu kepada perempuan panggilan di luar uang tisp," kata Mabus yang
mengaku sering mendapat tip cukup besar dari perempuan yang sering ia
antar ke sejumlah hotel melati di Kota Kupang.
Bahkan Mabus secara
gamblang menceritakan ada sejumlah hotel yang juga sering dijadikan
lokasi 'parkir' beberapa perempuan PSK yang siap melayani tamu atau siap
memenuhi panggilan tamu ke hotel dan tempat kos. "Ada juga ibu rumah
tangga yang siap melayani panggilan. Bahkan ada siswi SMA dan mahasiswi
siap dipanggil om-om hidung belang yang mendapatkan servis luar dalam,"
ungkap Mabus.
Fenomena sosial lainnya yang tak kalah menarik
hasil investigasi Pos Kupang di rumah warga yang dijadikan tempat bisnis
prostitusi di Kelapa Lima, ternyata di lokasi kos- kosan tersebut juga
ditemukan sejumlah oknum remaja berseragam SMA yang berada di dalam
kamar-kamar kos itu.*
0 komentar:
Posting Komentar