Ilustrasi |
BANDAR LAMPUNG - Sedikitnya tiga hingga lima warga Lampung masuk perawatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Lampung setiap hari. Pasien yang masuk tidak sebanding dengan yang keluar sehingga RSJ kebanjiran pasien.
Humas RSJ Lampung, David menjelaskan, kapasitas rumah sakit hanya 150 tempat tidur.
"Di hari-hari biasa, jumlah pasien yang datang lebih banyak dari jumlah tempat tidur yang kami miliki," kata David kepada Tribun Lampung (Tribunnews.com Network), Sabtu (7/4/2013).
Dosen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Lampung, Pairulsyah Bagong mengatakan, ada beberapa faktor yang membuat
orang mengalami gangguan jiwa.
Di antaranya, karena permasalahan dalam rumah tangga, ekonomi, masalah dalam pekerjaan sehingga membuat seseorang depresi, atau bisa
juga karena penggunaan narkoba.
"Masyarakat modern sekarang ini cenderung individual. Dengan perilaku
yang kurang bersosialisasi, maka populasi gangguan mental juga bisa
jadi meningkat," kata Pairulsyah.
Menurutnya, pola hidup modern yang kurang baik seperti tidak peduli
dengan orang lain atau individual, dalam taraf yang lebih jauh membuat
seseorang menjadi tertutup.
"Tidak peduli dengan lingkungan sekitar, enggan untuk bersosialisasi," katanya.
Kemudian, ada pula seseorang yang sedang dalam masalah pribadi
seperti ditinggal pacar, kemudian merenung, menjadi penyendiri, tidak
menceritakan masalah kepada orang lain, juga bisa memicu seseorang
mengalami gangguan jiwa.
Pairulsyah mengatakan, orang yang membuka diri cenderung lebih mudah
menyelesaikan masalah dan bisa menghindari stres. Faktor keterbukaan
dalam keluarga juga akan banyak menyelesaikan masalah.
"Hanya saja, dalam era masyarakat modern bekerja biasanya full time.
Sehingga waktu untuk bersosialisasi menjadi kurang. Keterbukaan dalam
keluarga juga minim," ujarnya.
Pairulsyah menambahkan, tipe masyarakat di Indonesia adalah
masyarakat beragama. Selain terbuka, mendekatkan diri kepada agama
merupakan benteng dari stres yang dapat mengganggu kejiwaan seseorang.
"Kalau imannya kuat, maka dia bisa konsultasi dengan pemuka agamanya.
Misalnya, muslim bisa bercerita dengan kyai, kristen bisa berkonsultasi
dengan pendeta, dan lain lain," ujar Pairulsyah.
Diakui Pairulsyah sekarang banyak lembaga-lembaga konsultasi
psikologi kurang dimanfaatkan. Masyarakat cenderung malu menceritakan
masalah mereka dengan psikolog.
Padahal, salah satu terapi menghindari stres yang mengakibatkan
gangguan mental seseorang yakni dengan berkonsultasi dengan psikolog.
"Masyarakat Lampung cenderung menggunakan jasa psikologi hanya ketika
putra mereka akan masuk sekolah, lebih kepada melihat minat dan bakat
anak. Kalau untuk berkonsultasi masih malu," katanya.
0 komentar:
Posting Komentar